cover
Contact Name
Pri Iswati Utami
Contact Email
jurnaljppm@ump.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
jurnaljppm@ump.ac.id
Editorial Address
Jl. KH. Ahmad Dahlan, PO BOX 202 Purwokerto 53182 Kembaran, Banyumas, Jawa Tengah
Location
Kab. banyumas,
Jawa tengah
INDONESIA
JPPM (Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat)
ISSN : 25799126     EISSN : 25498347     DOI : http://dx.doi.org/10.30595/jppm
JPPM (Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat) diterbitkan oleh Lembaga Publikasi Ilmiah dan Penerbitan (LPIP) Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Berisi hasil-hasil kegiatan pengabdian dan pemberdayaan masyarakat berupa penerapan berbagai bidang ilmu diantaranya pendidikan, teknik, pertanian, sosial humaniora, komputer dan kesehatan.
Articles 27 Documents
Search results for , issue "VOL. 2 NOMOR 2 SEPTEMBER 2018 JPPM (Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat)" : 27 Documents clear
Peningkatan Produktivitas dan Manajemen Usaha Pada Pengrajin Anyaman Rotan melalui Implementasi Teknologi Tepat Guna A Khoirul Anam; Edi Susilo
JPPM (Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat) VOL. 2 NOMOR 2 SEPTEMBER 2018 JPPM (Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat)
Publisher : Lembaga Publikasi Ilmiah dan Penerbitan (LPIP)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (484.698 KB) | DOI: 10.30595/jppm.v2i2.1794

Abstract

Tujuan dari program pengabdian ini adalah untuk meningkatkan produktivitas dan manajemen usaha pada pengrajin anyaman rotan melalui implementasi teknologi tepat guna. Sasaran dari program ini yaitu pada UKM Rotan Indah Jepara dan UKM Rotan Asia sebagai mitra program. Metode pelaksanaan kegiatan dilaksanakan dalam bentuk pemberdayaan masyarakat melalui dua tahap kegiatan yaitu tahap identifikasi dan implementasi teknologi tepat guna dan tahap pendampingan pengelolaan usaha. Hasil yang dicapai, identifikasi kebutuhan teknologi telah dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan pada proses produksi dan finishing. Sedangkan pada tahap pendampingan manajemen usaha dilakukan melalui pelaksanaan berbagai program pelatihan dan pendampingan. Melalui program pengabdian ini, pengrajin dapat meningkatkan produktivitasnya; produk yang dihasilkan lebih bagus dari segi estetika karena lebih presisi; proses pengerjaan lebih cepat sehingga dapat menyelesaikan pengerjaan tepat waktu sesuai pesanan; dan pembenahan manajerial telah dilakukan dengan baik. Inovasi produk dan pengembangan media pemasaran online dilakukan secara bertahap
Daftar Isi dan Kata Pengantar Editor JPPM
JPPM (Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat) VOL. 2 NOMOR 2 SEPTEMBER 2018 JPPM (Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat)
Publisher : Lembaga Publikasi Ilmiah dan Penerbitan (LPIP)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (476.976 KB)

Abstract

Daftar Isi dan Kata Pengantar
Pelaksanaan Program Upaya Khusus (UPSUS) Swasembada Pangan Berkelanjutan di Kabupaten Kendal Provinsi Jawa Tengah Agus Dwi Nugroho; Charisma Ummu Fadlilah; Ria Puji Astuti; Lendy Vinte Irmania; Ceria Lestari; Setiya Tri Pinardi; Novi Anjarwati; Andri Anjarwati; Ely Wisnu Bahtiar; Dika Afif Pratama
JPPM (Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat) VOL. 2 NOMOR 2 SEPTEMBER 2018 JPPM (Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat)
Publisher : Lembaga Publikasi Ilmiah dan Penerbitan (LPIP)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (376.016 KB) | DOI: 10.30595/jppm.v2i2.2519

Abstract

Kabupaten Kendal diharapkan mampu meningkatkan produksi untuk menunjang swasembada pangan. Untuk itu, diperlukan teknologi baru, baik input pertanian (pupuk, benih, pestisida dan lainnya) maupun sistem budidaya tanaman. Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah 1) difusi teknologi pertanian UGM kepada petani dan 2) uji coba demplot dengan teknologi pertanian modern. Kegiatan pengabdian dilaksanakan pada April sampai Juli 2016 di Kecamatan Limbangan, Boja, Kangkung, Sukorejo dan Patean. Kelompok sasaran pada pengabdian ini adalah kelompok tani pada lima kecamatan tersebut. Hasil pendampingan program Upaya Khusus Swasembada Pangan menunjukkan kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier ada yang belum terlaksana, kegiatan bantuan benih bersubsidi telah terealisasi sesuai target, kegiatan tanam jajar legowo berjalan dengan baik. Aktvitas penyuluhan memberikan pengetahun baru bagi petani tentang teknologi usahatani (pertanian organik, pembuatan mikoriza dan sistem jajar legowo) dan petani menerapkan teknologi usahatani tersebut pada periode pendampingan. Beberapa masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan UPSUS antara lain waktu pendampingan yang terlalu pendek serta pelaksanaan RJIT ada yang terlambat karena kelompok tani belum memperoleh dana dari pemerintah. Dalam rangka pengembangan UPSUS, sebaiknya waktu pendampingan dapat diperpanjang serta dinas juga perlu melakukan pengawasan agar program RJIT dapat dilaksanakan tepat waktu.Kata Kunci : UPSUS, swasembada pangan, penguatan kelembagaan, jajar legowo, demplot
Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengelolaan Kesehatan Melalui Pendekatan Adaptive Conservation Di Kelurahan Padasuka Kota Bandung Suci Tuty Putri; Septian Andriyani; Sehabudin Salasa; Tirta Adikusuma
JPPM (Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat) VOL. 2 NOMOR 2 SEPTEMBER 2018 JPPM (Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat)
Publisher : Lembaga Publikasi Ilmiah dan Penerbitan (LPIP)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (357.034 KB) | DOI: 10.30595/jppm.v2i2.2032

Abstract

Meningkatnya jumlah lansia maka secara tidak langsung menjadi faktor meningkatnya berbagai penyakit degeneratif. Namun ternyata cakupan pelayanan kesehatan bagi lansia dikota Bandung masih rendah Penyakit yang timbul pada lansia tersebut seharusnya dapat dicegah dengan peningkatan kesadaran masyarakat untuk mengontrol faktor – faktor risikonya melalui program peningkatan pelayanan kesehatan dan pemberdayaan lansia. Pemberdayaan lansia dengan model Adaptif Conservation yaitu kemampuan beradaptasi masyarakat dalam penyelesaian masalah kesehatan dilakukan secara bersama-sama melibatkan semua unsur energi, struktur, integritas pribadi dan sosial. Tujuan program adalah untuk menyusun dan melaksanakan program pengembangan pemberdayaan lansia. Metode yang digunakan adalah survey, MMD, screening kesehatan, pelatihan kader dan penyuluhan kesehatan. Program di laksanakan selama 8 bulan. Subjek adalah semua unsur masyarakat, kader kesehatan yang ada di Kelurahan Padasuka. Hasil dari kegiatan adalah diperolehnya data mengenai kesehatan masyarakat, kondisi penyakit lansia, peningkatan pengetahuan kader mengenai manajemen Posbindu.Keyword : Adaptif conservation; Pemberdayaan lansia; Pengabdian Kepada Masyarakat; Pelatihan kader
Art Therapy Sebagai Upaya Penatalaksanaan Psikogeriatri di Panti Wreda Di Kota Semarang Rita Hadi Widyastuti; Nurullya Rachma; Elis Hartati; Artika Nurrahima; Muhammad Mu’in; Megah Andriany
JPPM (Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat) VOL. 2 NOMOR 2 SEPTEMBER 2018 JPPM (Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat)
Publisher : Lembaga Publikasi Ilmiah dan Penerbitan (LPIP)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (580.414 KB) | DOI: 10.30595/jppm.v2i2.2390

Abstract

Jumlah Masalah psikogeriatri semakin meningkat di Indonesia. Penatalaksanaan psikogeriatri yang tidak tepat dapat menimbulkan dampak baik bagi lansia maupun caregiver yang merawatnya. Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah  (1) menurunkan masalah psikogeriatri khususnya kesepian pada lansia di panti wreda; (2) meningkatkan pengetahuan caregiver dalam melakukan Art therapy sebagai upaya dalam penatalaksanaan psikogeriatri di Panti Wreda; (3) meningkatkan ketrampilan caregiver dalam melakukan Art therapy sebagai upaya dalam penatalaksanaan psikogeriatri di Panti Wreda; dan (4) adanya buku panduan Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Art Therapy.  Metode yang digunakan adalah  pelaksanaan Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Art Therapy pada lansia dengan masalah psikogeriatri khususnya kesepian, dan  pelatihan dengan metode ceramah dan praktik melakukan TAK Art Therapy.   Hasil pengabdian menunjukkan: (1) Kegiatan Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Art Therapy pada lansia dapat menurunkan nilai kesepian dengan rata- rata 4,5 ; (2) Pelatihan dilakukan pada 15 caregiver dengan hasil terjadi peningkatan pengetahuan caregiver dengan mean 7,5 ; (3) peningkatan  ketrampilan caregiver dalam penatalaksanaan psikogeriatri dengan mean 8; dan (4) tersusun buku panduan Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Art Therapy. Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Art Therapy pada lansia dapat dilakukan oleh caregiver sebagai upaya dalam penatalaksanaan psikogeriatri di Panti Wreda.Kata kunci : Lansia, art therapy, psikogeriatri ABSTRACTNumber of psychogeriatric problems is increasing in Indonesia. Incorrect psychogeriatric management can have an effect on both the elderly and caregiver. The objectives of this activities are (1) to decrease the problem of psychogeriatri, especially loneliness on elderly at nursing home; (2) to increase caregiver knowledge in performing Art therapy as an effort in the management of psychogeriatri at Panti Wreda; (3) to improve caregiver skills in performing Art therapy as an effort in the management of psychogeriatri in Panti Wreda; and (4) there is guidance book of Group Activity Therapy Art Therapy. The method used is the implementation of Group Activity Therapy Art Therapy on the elderly with psychogeriatric problems, especially loneliness, and training with lecture method and practice doing TAK Art Therapy. The results of activities indicate : (1) Group Activity Therapy Activities  Art Therapy in elderly can decrease loneliness value by an average of 4.5; (2) The training was carried out on 15 caregivers with the result of increased caregiver knowledge with mean 7.5 ; (3) incresing caregiver skill in psychogeriatric management with mean 8; and (4) the creation of guidance book of Group Activity Therapy Art Therapy. Group Activity Therapy Art Therapy on elderly can be done by caregiver as an effort in psychogeriatric management in Panti Wreda.   Keywords: Elderly, art therapy, psychogeriatrics
Guidanceship Training Bagi Pendamping Kamar Santri Pondok Pesantren Pabelan Akhmad Liana Amrul Haq; Aftina Nurul Husna; Aning Az Zahra
JPPM (Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat) VOL. 2 NOMOR 2 SEPTEMBER 2018 JPPM (Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat)
Publisher : Lembaga Publikasi Ilmiah dan Penerbitan (LPIP)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (347.558 KB) | DOI: 10.30595/jppm.v2i2.2622

Abstract

Abstrak. Guidanceship training ini bertujuan untuk membekali para pendamping kamar dalam menjalankan tugas kependampingan sebagai seorang kakak kelas, berdasarkan hasil survey awal kepada 137 santri didapatkan hasil bahwa 79% santri (109 diantaranya) merasa tidak menemukan suasana yang nyaman di dalam kamar karena masih banyak keluhan dan masalah dari para anggota kamar yang belum tertangani oleh pendamping kamar. Untuk itu perlu diadakannya pelatihan kependampingan bagi para pendamping kamar untuk menunjang tugas memberikan keteladanan dan solusi terhadap berbagai masalah yang muncul pada adik-adik kelas anggota kamarnya. Terdapat 6 materi yang diberikan kepada para pendamping kamar pada guidanceship training ini antara lain materi tentang keteladanan, karakter remaja, konseling sederhana, 7 habits, kebersihan dan kesehatan serta problem solving and decission making. Hasil evaluasi guidanceship training menilai materi-materi apa saja yang dirasa paling bermanfaat untuk menangani berbagai permasalahan anggota kamar dan mudah diaplikasikan dalam menjalankan tugas kependampingan. Dari jumlah total 80 peserta pelatihan didatkan hasil bahwa 14 peserta (17,5%) menganggap bahwa materi keteladanan merupakan materi yang paling aplikatif untuk bisa digunakan, 14 peserta (17,5%) menganggap bahwa materi karakter remaja adalah materi yang mudah diaplikasikan, 8 peserta (10%) menganggap bahwa materi konseling sederhana sebagai materi yang penting untuk dikuasai, 4 peserta (5%) menganggap bahwa maeri 7 habit sebagai materi yang menarik untuk diterapkan, 17 peserta (21,25%) menganggap bahwa materi kebersihan dan kesehatan adalah materi yang mudah untuk dijalankan dan 23 peserta (28,75%) menganggap bahwa materi tentang problem solving and decission making merupakan materi yang paling aplikatif dalam menjalankan tugas sebagai pendamping kamar.  Berdasarkan hasil evaluasi tersebut dapat diketahui bahwa materi tentang problem solving and decission making menjadi materi pertama yang paling bermanfaat untuk menangani permasalahan anggota kamar dan mudah diaplikasikan, materi tentang keteladanan dan karakter remaja menjadi materi kedua dan ketiga yang dirasa bermanfaat dan mudah untuk dipraktekkan, materi tentang kebersihan dan kesehatan menjadi materi keempat yang dirasa bermanfaat dan mudah digunakan, materi tentang konseling sederhana menjadi materi kelima yang dirasa bermanfaat dan terakhir materi 7 habits menjadi materi yang tidak terlalu bermanfaat untuk digunakan dalam menjalankan tugas kependampingan.   Kata kunci: guidanceship, pendamping, santri Abstract. Guidancehip training aims to equip the chaperones in the task of sidewalk as an older sibling, based on the results of the initial survey to 137 students obtained the result that 79% santri (109 of them) feel not find a comfortable atmosphere in the room because there are still many complaints and problems of the members of the room that have not been handled by the companion room. Therefore, it is necessary to provide the training of assistance to the companion of the chamber to support the task of providing exemplary and solution to the various problems that arise in the siblings of the class members of his room. There are 6 materials given to the counselors in the guidancehip training room include material about modeling, adolescent character, simple counseling, 7 habits, hygiene and health and problem solving and decission making. The results of evaluation of guidanceship training to assess what materials are considered most useful to handle various problems of members of the room and easy to apply in running the task kependampingan. Out of a total of 80 training participants, the 14 participants (17.5%) assume that exemplary material is the most applicable material to be used; 14 participants (17.5%) consider that adolescent character material is easy to apply, 8 participants (10%) considered that simple counseling material as an important material to be mastered, 4 participants (5%) considered that the seven habits as an interesting material to be applied, 17 participants (21.25%) considered that the hygiene and health materials were materials that are easy to run and 23 participants (28.75%) consider that the material on problem solving and decission making is the most applicable material in carrying out duties as chaperone. Based on the results of the evaluation can be seen that the material about problem solving and decission making to be the first material that is most useful to handle the problems of members and easy to apply, the material about exemplary and adolescent characters into second and third material that felt useful and easy to practice, hygiene and health into the fourth material that is felt useful and easy to use, the material about simple counseling into the fifth material that felt useful and the last material 7 habits into material that is not very useful for use in running the task sidewalk.Keywords: guidanceship, companion, student
Optimalisasi Pekarangan Sempit Dengan Tanaman Sayuran Pada Kelompok Ibu Rumah Tangga Surtinah Surtinah; Niken Nurwati
JPPM (Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat) VOL. 2 NOMOR 2 SEPTEMBER 2018 JPPM (Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat)
Publisher : Lembaga Publikasi Ilmiah dan Penerbitan (LPIP)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (385.346 KB) | DOI: 10.30595/jppm.v2i2.1882

Abstract

           Budidaya sayur di pekarangan sempit merupakan salah satu upaya pemerintah dalam menganekaragamkan pangan. Pekarangan yang sempit dapat dimanfaatkan secara efisien untuk berbagai hal, seperti kegiatan yang akan dilakukan ini yaitu mengelola sedemikian rupa pekarangan sempit untuk budidaya sayuran. Bila ibu-ibu rumah tangga dapat membudidayakan sendiri, maka sayuran yang dibutuhkan dapat diambil dari pekarangan sendiri. Sayuran yang diperoleh dari pasar tradisional maupun swalayan pada umumnya mengandung residu pestisida, sehingga membahayakan kesehatan.  Metode pelaksanaan kegiatan dengan cara penyuluhan, pelatihan, pemberian bantuan paket, dan pendampingan. Hasil yang diperoleh adalah, peningkatan pengetahuan sebesar 45,23% tentang cara membudidayakan sayur di pekarangan sempit, dan peningkatan pengetahuan tentang budidaya vertikultur sebesar 53,64%, dan  pemanfaatan pekarangan sempit memberikan sumbangan pendapatan sebesarRp. 7200,- hari-1.Kata Kunci:  Budidaya, sayur, pekarangansempit, keragamanpangan.
Upaya Meningkatkan Pengetahuan dan Keterampilan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Orang Rimba melalui Pembinaan PHBS Rumah Tangga Nofrans Eka Saputra; Ummi Kalsum; Yun Nina Ekawati
JPPM (Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat) VOL. 2 NOMOR 2 SEPTEMBER 2018 JPPM (Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat)
Publisher : Lembaga Publikasi Ilmiah dan Penerbitan (LPIP)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (303.692 KB) | DOI: 10.30595/jppm.v2i2.2590

Abstract

Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan orang rimba mengenai perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) melalui pembinaan PHBS rumah tangga. Metode yang dilakukan dalam pengabdian masyarakat ini yaitu survei, advokasi, sosialisasi mengenai materi PHBS, pembuatan media informasi PHBS orang rimba melalui media sosial dan media massa sebagai bentuk bina suasana PHBS. Dalam Pengabdian ini ditemukan bahwa perilaku hidup bersih dan sehat orang rimba masih dikatakan belum cukup baik meskipun telah tinggal menetap/ tidak melakukan tradisi berpindah tempat. Hasil survey yang dilakukan pada 22 Kepala Keluarga menunjukkan bahwa orang rimba masih banyak melahirkan dengan dukun (85,7%), menimbang bayi dengan teratur (52,4%), tidak menggunakan jamban ketika BAB & BAK (85,7%), menggunakan air bersih (52,4%), membuang sampah sembarangan (85,7%), tidak membersihkan perkarangan (95,2%), merokok (71,4%), memiliki Kartu Sehat/ dsb (52,4%), serta ketidaksesuaian luas dan jumlah anggota keluarga yang tinggal satu rumah (100%). Pengabdian masyarakat ini juga melakukan advokasi dengan Dinas Kesehatan/ Puskesmas wilayah  dalam membuat rencana kegiatan bersama secara berkala. Pelaksanaan sosialisasi mengenai PHBS telah dilakukan di dua lokasi yaitu Desa Sekamis dan Pulau Lintang dengan sasaran minimal 22 Kepala Keluarga dari setiap Desa. Hasil sosialisasi ini menunjukkan bahwa orang rimba yang telah diberikan materi PHBS, setidaknya berhasil mempraktikan keterampilan ber PHBS di rumah tangga yaitu dengan membuang sampah pada tempatnya, membersihkan perkarangan, tidak merokok. Pengawasan mengenai PHBS bagi orang rimba ini diharapkan dapat dilakukan secara terus menerus oleh kader kesehatan yang telah dibentuk melalui pengabdian masyarakat, dengan harapan PHBS ruta bagi orang rimba dapat terwujud, dan dapat diterapkan bagi orang rimba lainnya dengan lokasi yang berbeda.
Boiler dengan Sistem Pengaman Panas sebagai Alat Peraga Pendidikan di SMK Tinta Mas Bekasi Adhes Gamayel; Sinka Wilyanti; Ade Sunardi
JPPM (Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat) VOL. 2 NOMOR 2 SEPTEMBER 2018 JPPM (Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat)
Publisher : Lembaga Publikasi Ilmiah dan Penerbitan (LPIP)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (435.998 KB) | DOI: 10.30595/jppm.v2i2.2133

Abstract

ABSTRAK Alat peraga merupakan penunjang kurikulum dalam kegiatan belajar mengajar. Fungsinya untuk menciptakan kondisi belajar yang efektif, meningkatkan motivasi belajar, mempermudah peserta didik memahami materi pelajaran, dan membantu siswa dalam berpikir logis. Salah satu contoh alat peraga yang berbasis teknik mesin dan teknik elektronika adalah boiler dengan sistem pengaman panas. SMK Tinta Mas memiliki jurusan teknik elektronika dan teknik mesin. Permasalahan yang dimiliki oleh kedua jurusan tersebut adalah (1) belum adanya alat peraga tentang mesin-mesin industri, (2) Siswa belum mengerti tentang cara kerja boiler, dan (3) Siswa belum mengerti tentang sistem pengaman panas. Tujuan kegiatan ini adalah memberi pengetahuan kepada siswa tentang peralatan elektronika pada mesin-mesin industri. Metode pelaksanaan yang dilakukan pada kegiatan ini adalah (1) penyuluhan cara kerja boiler dan sistem pengaman panas, (2) pelatihan praktek pengoperasian boiler dan sistem pengaman panas. Diawal kegiatan siswa diberi pre-test dan di akhir kegiatan diberi post test untuk melihat hasil dari keberhasilan metode ini. Hasil dari kegiatan ini yaitu bertambahnya pengetahuan dan motivasi belajar siswa tentang sistem pengaman panas dan cara kerja boiler. Disamping itu, siswa memiliki ketrampilan dalam pengoperasian boiler dan sistem pengaman panas.Kata Kunci: Alat Peraga, boiler, sistem pengaman panas, pelatihan
Pendidikan Bela Negara Bagi Santri Pesantren di Cikalong Kabupaten Tasikmalaya Akhmad Satori; Edi Kusmayadi
JPPM (Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat) VOL. 2 NOMOR 2 SEPTEMBER 2018 JPPM (Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat)
Publisher : Lembaga Publikasi Ilmiah dan Penerbitan (LPIP)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (324.293 KB) | DOI: 10.30595/jppm.v2i2.1719

Abstract

        Tujuan kegiatan ini adalah memberikan pemahaman tentang pendidikan bela negara bagi santri dan pelajar dan pendidikan politik yang baik dan beretika, sehingga siswa atau santri terbentuk karakter yang secara rasional memahami politik secara subtansial. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini yaitu dengan pemberian materi dan diskusi dengan menambahkan tayangan multimedia. Pemberian materi ditekankan pada pendidikan tentang pemahaman nilai-nilai filosofis wawasan kebangsaan dan Pancasila yang mampu membangkitkan semangat dan membentuk karakter santri atau siswa yang berakhlak atau bermoral sesuai dengan nilai-nilai filosofis Pancasila. Pemahaman karakter wawasan kebangsaan sebagai sebuah pendidikan dalam penerapannya, harus dilakukan secara bertahap dan konsisten, apalagi di tengah situasi dimana rasa kebangsaan yang melekat pada tiap generasi muda kian tipis sehingga upaya pembangunan manusia Indonesia yang berakhlak budi pekerti yang mulia dapat diwujudkan. Untuk mengukur keberhasilan kegiatan dilakukan pra test dan post test pemahaman materi dan terdapat peningkatan pemahaman mengenai bela negara dan wawasan kebangsaan oleh santri.Kata Kunci : Pendidikan Bela Negara, Wawasan Kebangsaan, Pesantren, Santri

Page 1 of 3 | Total Record : 27